TeknoMadina - Dakwah adalah upaya mengajak dan menyeru manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar untuk mencapai kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.
Untuk hukum dakwah itu sendiri adalah fardhu ain (setiap muslim wajib melaksanakan dakwah), serta pendapat lain mengatakan bahwa dakwah itu hukumnya fardhu kifayah (apabila dakwah sudah disampaikan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban yang lainnya).
Dasar hukum dakwah: QS. An-Nahl ayat
125.
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”
Jika berbicara tentang dakwah, dakwah dengan da’i hubungannya sangat erat dan mad’u. Untuk mad’u sendiri adalah orang yang menjadi sasaran dari dakwah tersebut. Jika di zaman Nabi Muhammad saw, yang menjadi sasaran dakwah pada saat itu adalah masyarakat kota mekkah pada khususnya, dan manusia pada umumnya.
Sedangkan yang menjadi sasaran dakwah pada
masa kini adalah masyarakat atau orang-orang yang belum mengenal ajaran islam
yang sebenarnya. Jadi yang menjadi sasaran dakwah bukan hanya orang-orang non
muslim, tetapi orang-orang yang sudah jelas islam pada KTP mereka, tetapi di dalam
kehidupan sehari-hari mereka belum mengamalkan ajaran-ajaran islam dalam
kehidupan mereka.
Banyak anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, padahal jelas islam melarang perbuatan durhaka kepada orang tua, Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi penghormatan kepada orang tua. Hal ini bisa terjadi karena anak tidak mengenal ajaran islam dengan sebenar-benarnya, bisa jadi memang kedua orang tuanya tidak mengajarkan nilai-nilai agama dalam diri anaknya sejak kecil.
Padahal pendidikan pertama
yang harus diterima anak adalah pendidikan didalam keluarga. Untuk istilah da’i
atau mubaligh adalah orang yang mengajak (pengertian secara bahasa). Dalam
pengertian yang khusus, da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik
secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan (tingkah laku)
kearah kondisi yang baik atau lebih baik menurut Al Quran dan sunnah.
Setiap orang yang menjalankan aktivitas dakwah, maka ia memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang da’i. karena seorang da’i adalah sosok yang menjadi tauladan bagi mad’unya, ia hendaknya menjadi uswatun hasanah bagi mad’unya.
Dari kedudukannya yang sangat penting ditengah-tengah masyarakat, seorang da’i itu harus mampu menciptakan jalinan komunikasi yang erat dengan masyarakat, serta komunikasi yang baik antara da’i dengan masyarakat. Ia harus mampu berbicara dengan masyarakatnya yang menjadi sasaran dakwahnya dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh mad’unya.
Oleh karena itu, seorang da’i juga harus mengetahui dengan pasti
tentang latar belakang dan kondisi masyarakat yang dihadapinya.
Kondisi dakwah di Indonesia pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang di iringi dengan kemajuan zaman dan teknologi (IPTEK), dakwah berkembang dengan pesatnya. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semenjak abad ke-20, dakwah di Indonesia mulai mengalami perubahan dalam praktik di lapangan.
Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi ini memudahkan dalam penyampaian dakwah bagi
seorang da’i (mubaligh). Tidak sedikit da’i (mubaligh) yang menggunakan perkembangan
teknologi sebagai sarana dalam berdakwah.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pada saat ini sngat membantu masyarakat memperoleh apa yang ingin mereka ketahui tentang agama islam, cukup dengan menacari di internet tentang masalah mereka, maka internet akan menampilkan apa yang mereka cari. Jadi kemajuan teknologi yang ada harus disikapi dengan positif, agar bermanfaat bagi kehidupan pada umumnya dan perkembangan dakwah pada khususnya.
Walaupun
kita berada di daerah yang sangat jauh, tetapi ajaran islam (dakwah islam)
masih bisa kita rasakan, dan tetap sampai kepada kita, karena da’i (mubaligh)
tetap bisa menyampaikan ajaran agama islam melalui media yang ada, yang sangat
mempermudah mereka. Hal yang perlu diperhatikan adalah kreatifitas yang harus
dibebankan kepada para mubaligh, karena dengan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, para mubaligh dituntut agar cakap dan kreatif dalam mengembangkan
potensi yang ada pada diri mereka.
Perlu diperhatikan dalam dakwah pada masa kini itu, kelemahan berdakwah melalui media yang ada saat ini dikarenakan antara mubaligh dan mad’u tidak bertemu secara langsung, dan dikhawatirkan perkembangan dalam diri mad’u tidak bisa dikontrol oleh sang mubaligh. Yang harus diingat dari kedudukannya yang sangat penting ditengah masyarakat, ia harus mampu berbicara dengan masyarakatnya dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Seorang mubaligh harus mengetahui dengan pasti tentang latar belakang dan
kondisi masyarakat yang dihadapinya. Bagaimana seorang mubaligh mampu
menciptakan jalinan komunikasi yang erat dengan masyarakatnya??? Sedangkan dia
sendiri tidak mengetahui siapa yang sedang dihadapinya, bagaimana latar
belakang dan bagaimana kondisi masyarakat yang dihadapinya.
Hal tersebut menjadi persoalan bagi
kita semua yang sedang berada dalam ruang lingkup dakwah. Semoga perkembangan
dakwah kedepannya bisa lebih baik lagi. Aminn… dan semua permasalahan dakwah
yang ada, semoga cepat terselasaikan dan ada jalan keluar untuk masalah yang
ada tersebut.
“Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
Dari ayat di atas ,Ummat terbaik adalah umat yang menyuruh manusia untuk mengerjakan kebajikan dan mencegah manusia dari berbuat kejahatan. (amar ma’ruf nahi munkar). Persoalan-persoalan dan masalah yang ada dalam dunia dakwah merupakan salah satu ujian dan cobaan dalam berdakwah.
Rasulullah pun mengalami tantangan dalam beliau menyampaikan dakwahnya kepada masyarakatnya. Jadi tantangan-tantangan yang ada hendaknya menjadi sebuah acuan bagi para pendakwah agar dakwah mereka lebih baik lagi kedepannya. Bisa memanfaatkan media yang ada, tetapi tidak melupakan urgensi dari dakwah itu sendiri. -TeknoMadina