Perspektif Agama Sebagai Sistem Sosial - TeknoMadina

TeknoMadina - Perspektif Agama Sebagai Sistem Sosial, Agama sebagai sistem budaya dapat dipelajari dengan metode fenomenologis, yakni dengan cara melihat, mengamati dan memperhatikan gejala-gejala keagamaan yang dapat diobservasi secara cermat.

Sistem budaya yang mengandung gagasan-gagasan kepercayaan, pengetahuan, norma dan nilai yang bersifat abstrak, hanya bisa dibuktikan dengan melihat gejala-gejala pada tingkat sistem sosial (dalam wujud organisasi dan institusi masyarakat).Gejala - gejala agama sebagai sistem budaya yang dipelajari secara fenomenologi, dapat didekati melalui berbagai model pendekatan, antara lain pendekatan sosiologi antropologi.

Agama sebagai sistem ideologi yang bersumber dari kepercayaan dan pengetahuan, melahirkan norma dan nilai-nilai ajaran agama. Ideological system sebagai sistem gagasan, terlepas dari mana gagasan itu datang, dari wahyu Allah swt. (revealed) atau dari manusia biasa (non revealed), hakikatnya bersifat kognitif. 

Sistem ideologi yang bersifat kognitif itu, menuntut adanya realisasi dalam kehidupan manusia yang lebih nyata, baik secara individu, keluarga, atau bangsa dan negara.

Memahami hakikat makna agama sebagai Way of life, akan dapat menumbuhkan kesadaran pada umat beragama, untuk bisa saling menghormati sesama pemakai jalan hidup, jalan raya (syari’at).

Rasanya tidak pantas jika antar pengguna kendaraan saling mencaci maki, saling menghina apalagi menganggap bahwa penumpang kendaraan tertentu dianggap tidak sah oleh penumpang kendaraan yang lain.

Perbedaan sesungguhnya tidak harus selalu menimbulkan pertentangan, jika masing-masing pihak merasa berbeda memiliki wawasan yang luas, cara berpikir yang jernih serta niat yang lurus tanpa pretensi apalagi prasangka buruk.

Sosiologi tentunya senantiasa berusaha memahami hakikat masyarakat dalam kehidupan kelompok, baik struktur, dinamika, institusi atau interaksi sosialnya.

Antropologi berusaha memahami perilaku manusia (anthropos) sesuai latar belakang kepercayaan dan kebudayaannya secara manusiawi (humaniora).

Antara keduanya jelas tidak dapat dipisahkan, karena masyarakat dalam kelompok kecil sekalipun, pasti mempunyai kebudayaan tersendiri, dan kebudayaan hanya dimiliki oleh kelompok manusia dalam kehidupan masyarakat.

Website, TeknoMadina.com

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form