Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Dakwah

 

TeknoMadina - Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Dakwah. Sosiologi dakwah salah satu ilmu yang mengkaji secara sistematik perilaku dan kehidupan manusia sejauh perilaku dan kehidupan itu dapat ditinjau dan diamati secara empirik dalam perspektif dakwah, karena dakwah merupakan suatu konsep yang berpijak pada nilai-nilai keislaman, maka tentu dalam mengkaji perilaku dan kehidupan manusia ini, kajian sosiologi dakwah disamping berpijak pada teori-teori sosiologi umum ia juga berpijak pada landasan teori-teori keislaman.

Perspektif Dakwah Dalam Masyarakat

Perspektif sosiologi, kesatuan manusia dalam masyarakat ini disebabkan oleh adanya nilai-nilai budaya yang dipegang bersama, dilembagakan menjadi norma-norma sosial, dan dibatinkan oleh individu-individu menjadi motivasimotivasi dalam kehidupannya di masyarakat.

Perspektif sosiologi dakwah, kualitas tanggung jawab sosial individu terhadap sesamanya dalam kehidupan di masyarakat setidaknya dapat diukur oleh tiga hal:

  1. seberapa besar kesungguhan dan kedisiplinan individu dalam memerankan fungsifungsi sosialnya dalam kehidupan di masyarakat.
  2. seberapa besar kepekaan dan kepedulian individu terhadap persoalanpersoalan yang dihadapi masyarakat.
  3. seberapa besar kesabaran individu untuk menekan benih-benih konflik dengan sesamanya dalam kehidupan di masyarakat. 
Oleh karena itu, dalam kajian sosiologi dakwah, individu yang gemar menebarkan kebencian, isuisu busuk, teror, mengadu domba, dan lebih menyukai perselisihan atau permusuhan daripada perdamaian dalam kehidupan di masyarakat dipandang memiliki tanggung jawab sosial yang rendah.

Sebab, dengan melakukan hal-hal seperti itu berarti ia telah menebarkan api yang akan membakar sendi-sendi hubungan sosial antar sesama, sehingga tatanan atau struktur kehidupan sosial menjadi rusak.

Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Dakwah

Aktivitas dakwah saat ini jika kita perhatikan semakin semarak. Terbukti dengan bermunculannya acara-acara keislaman di berbagai bidang maupun wilayah. Hal ini memberikan gambaran bahwa saat ini masyarakat mulai sadar akan pentingnya dakwah guna membangun karakter masyarakat yang islami. Selain itu, sadarnya masyarakat terhadap dakwah disebabkan begitu rendahnya moral yang tertanam dalam diri generasi muda.

Dengan semakin sering diberitakannya di televisi maupun dalam koran kasus-kasus Tindakan asusila dan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh generasi muda saat ini, memberikan bukti bahwa saat ini generasi muda masih jauh dari sentuhan kerohanian meskipun dakwah semakin semarak. Kasus di atas sangat perlu kita perhatikan melalui pendekatan sosiologi dakwah.

Lingkup kajian sosiologi dakwah membahas mengenai eksistensi dan esensi masyarakat secara komprehensif dalam perspektif sosiologi dakwah. Lalu kemudian melakukan pendalaman pemahaman mengenai masyarakat yang meliputi: hakikat masyarakat, karakteristik masyarakat, struktur masyarakat, hubungan sosial manusia dalam masyarakat, membangun hubungan sosial, serta prinsip-prinsip dasar hubungan sosial untuk kepentingan pengembangan dakwah.

Jika kita perhatikan, dakwah yang berkembang saat ini belum berpijak pada pemahaman kondisi sosial yang memadai diantaranya seperti tema-tema dakwah yang disajikan banyak yang kehilangan relevansi dengan isu-isu, masalah-masalah dan kebutuhan yang berkembang di masyarakat. Tema-tema dakwah yang berkembang cenderung berorientasi pada persoalan eskatologis (persoalan keakhiratan).

Sementara bagaimana membangun kehidupan di dunia yang bahagia dan sejahtera kurang mendapat tekanan yang serius.

Sehingga, amat wajar bila isu-isu besar seperti: kekerasan, terorisme yang oleh barat selalu dikaitkan dengan islam, perdamaian global, hak asasi manusia, pornografi, korupsi, perusakan lingkungan, perdagangan manusia dan lain-lain, nyaris tak terbahas secara mendalam.

Selain itu juga, masyarakat tidak dijadikan sebagai sasaran utama pemberdayaan melalui upaya penyadaran agar mereka mau mengkaji, berpikir, dan bertindak, dalam ragam perhelatan dakwah, masyarakat cenderung menjadi objek yang pasif. Masyarakat dipandang sebagai wadah kosong yang harus diisi dengan keyakinan dan nilai-nilai moral. 

Forum-forum dakwah mesti diorientasikan menjadi sebuah sarana dialog untuk membangkitkan potensi masyarakat sebagai makhluk kreatif, memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyatakan pandangannya, merencanakan dan mengevaluasi perubahan sosial yang mereka kehendaki, sehingga terbangun kesadaran bahwa mereka diciptakan Allah untuk berkemampuan mengelola diri dan lingkungannya dengan kekuatan yang mereka miliki sendiri.

Dengan begitu esensi dakwah justru tidak mencoba mengubah masyarakat, tapi menciptakan suatu ruang, peluang, atau kesempatan sehingga masyarakat akan mengubah dirinya sendiri.
TeknoMadina.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form